Sampai saat ini masih banyak teman, keluarga yang bilang, “Kok tega sih menitipkan anak ke daycare?”
Eitttsss, tunggu dulu. Ini jawabannya.
- Pemilihan daycare dilakukan dgn survey saya sebagai orang tua. 1/2 harian saya lihat kegiatan di daycare tersebut. Mulai dari menu sarapan, snack, makan siang dan makan sore.
- Di daycare (yang saya pilih) tenaga pengasuh ditraining dulu. Jadi para pengasuh tersebut juga diajarkan manajemen konflik (jika terjadi konflik antara anak2 tersebut)
- Tenaga pendidik (guru) berbeda dengan tenaga pengasuh. Pendidik adalah yg memberikan materi pengajaran (sistem Montessori) dari pagi sampai siang, lalu ada penilaian yang dilakukan tiap bulan. Tapi jangan berpikir bahwa pelajarannya seperti anak konvensional ya. Pagi hari ketika anak datang, mereka harus memindahkan isi tasnya (baju dll) ke dalam loker masing2 tanpa dibantu, hanya dipandu saja. Kegiatan belajar dimulai dengan senam pagi bersama (semua anak pengasuh dan pendidik). Setelah itu anak2 bebas memilih kegiatan Montessori yg yd diinginkan, dengan didampingi pengasuh. Bisa menggambar/mewarnai, membaca buku (yang baca sih guru/pengasuhnya) anak2 mendengarkan saja dan bertanya. Tau sendiri kan kalo anak2 sudah bertanya, bisa pusing kepala guru menjawabnya. Bahkan bisa memilih ‘life skill’ seperti menuang air dari teko ke gelas, memindahkan biji kedelai dari mangkuk besar ke mangkok kecil, tanpa tumpan. Jika terjadi kekotoran akibat air tumpah dll, anak2 diajarkan membereskannya sendiri, pengasuh/guru mencotontohkan mengambil kain pel atau sapu kecil lalu mencontohkannya, anak2 tsb mengikutinya. Ini konsisten dilakukan setiap hari. Saya sebagai orang tua tinggal konsisten menerapkan hal tersebut di rumah, jika anak saya bikin kotor. Dan yang saya suka, di sebidang tanah yang ada, anak2 diajari bertanam selada, tomat dan kacang panjang. Jika panen pun diajari caranya. Kegiatan bertanam ini disediakan sepatu bot kecil dan alat garu kecil juga.
- Setiap 1 jam kegiatan akan diselingi dengan snack atau makan siang. Untuk anak2 yg piket, diminta untuk menyiapkan snack teman2nya. Ini seperti cara belajar di Jepang. Bahkan anak saya bercerita dgn riang bagaimana dia menyiapkan dan membuat snack jus strowbery untuk teman2nya. (Sesuatu yg belum saya ajarkan di rumah-hehehehe). Oh iya snacknya itu biasanya buah potong/jus buah atau puding. Untuk snack buah potong juga mereka diajarkan menggunakan pisau gunting dll untuk menyiapkan snack, dengan didampingi oleh pengasuh. Sesuatu yg mgkn jarang saya ajari di rumah, karena khawatir aja.
- Setelah snack pagi, kegiatannya biasanya menari atau menyanyi. Oh iya sebelum memulai kegiatan apapun diajari dengan berdoa. Pernah 1x anak saya tidak bisa tenang sebelum memulai makan snack. Oleh guru/pengasuhnya hanya di tanya, “Apakah kamu sdh siap utk makan?” Dan anak saya tidak menjawab hanya jalan2 aja keliling gitu. Akhirnya oleh pengasuh/guru, anak saya dituntun dan diajak keluar ruangan dan diajak bicara baik2 “Jika kamu belum siap, tunggu di luar ruangan dulu ya, nanti jika sdh siap ketuk pintunya dan kamu boleh makan bersama teman2”. Anak saya tidak nangis tuh krn ‘deep down inside’ she realized she did something not good. Dan saya juga jadi belajar bagaimana ‘handle’ hal tsb jika terjadi di rumah.
- Jam makan siang juga sama, ada yang piket menyiapkan dan menata piring nadi lauk dll di meja. Oh iya sejak usia 2 thn anak2 ini diajarkan utk ambil makan sendiri secukupnya dan mebghabiskan apa yg sudah diambil. Mereka diajari konsekuensi sedari kecil. Oh iya sebelum makan snack/makan nasi, anak2 diajarkan cuci tangan dan doa makan dulu ya.
- Setelah itu mereka bersih2 diri, ganti pakain, mereka bersiap sholat dzuhur. Anak laki2 diajari menjadi imam. Dibantu oleh pengasuh jika ada bacaan yg terlupa.
- Tidur siang biasanya dr jam 13.00-15.00
- Ada juga pilihan ekskul buat anak2. Saya memilih ekskul tahfiz Al-Quran, Bahasa Inggris. Untuk ekskul Taekwondo, anak saya yg pengin sendiri. Saya hanya mengikuti aja. Oh iya pengajar utk ekskul ini berbeda dgn pengasuh dan guru yang pagi hari ya. Ekskul biasanya dari jam 13.00-14.00 setelah itu anak saya tidur siang sampe jam 15.30.
- Bangun tidur mereka mandi, ganti pakaian dan sholat ashar bersama. Setelahnya snack sore, main dan jam 17.00 makan sore.
- Tiap bulan ortu dpt laporan tertulis tentang pencapaian anak2nya. Laporan berisi pengetahuan agama Islam, kemampuan motorik halus, motorik kasar, perkembangan sosial dan emosi, keterampilan hidup, sensoial, kebudayaan, kemampuan bahasa (anak diajarkan menyampaikan secara jelas keinginannya dengan bicara yg benar), dan matematika.
Dan yang saya suka, daycare Bintang Waktu ini, sangat memperhatikan menu makanan murid2nya. Coklat dan makanan kemasan tidak diijinkan (saya pernah ditegur karena memberikan bekal Oreo 1 keping-bukan 1 pack ya, buat anak saya 🙈).
Dari kegiatan di atas saya melihat bahwa daycare tersebut memang mengedepankan ‘mendidik’ bukan sekadar menjaga anak saya. Dan mungkin saya akan kesulitan mencari babysitter dengan kualifikasi seperti di atas. Babysitter yg ada dari lembaga2 itu kan hanya menjaga, memandikan, tapi belum tentu bisa mengajari anak saya Bahasa Inggris dan tahfiz Al-Quran hehehehe.
Kalo dibilang cape, gak juga sih. Kan anak saya juga harus tidur siang. Kamar anak laki dan kamar anak perempuan di pisah kok.
Dan karena makanan juga menjadi perhatian di daycare ini, saya tidak melihat ada anak yang obesitas loh. Semua anak beratnya seimbang. Gak ada yang kekurusan juga.
Dan yang paling utama : GAK ADA DRAMA pengasuh MUDIK. Hehehehehe
Dan gampang tidur malamnya. Gak pernah drama begadang sampe jam 23.00. Karena jam 20.00 aja sudah ngantuk.
Semua kegiatannya terarah terukur dan manfaat.
Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat buat para ortu yang masih bimbang antara babysitter atau daycare.
-Dhian Widuri-
